BAB ll "Pendapatan Nasional dalam Pendekatan Ekonomi Islam"

Nama : Fitria Anisyah
NPM  : 1601270036
Prodi  : Perbankan Syariah lll A1
Doping : Totok Harmoyo SE, M.Si
Fakultas Agama Islam
Universitas MUhammadiyah Sumatera Utara

PENDAPATAN NASIONAL DALAM PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pendapatan Nasional
      Pendapatan nasional dapat diartiakan sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah yang terkait dengan pendapatan nasional beragam antara lain: produk domestik bruto (gross national product /GNP), serta produk nasional neto (net national product/NNP).
      Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan  perkiraan GDP secara teratur yang merupakan ukuran dasar dari performansi perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa.  Selain itu perhitungan pendapatan nasional juga berguna untuk menerangkan kerangka kerja hubungan antara variebel makroekonomi, yaitu: output, pendapatan dan pengeluaran seperti gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1
Arus Pendapatan dan Pengeluaran

      Gambar diatas menjelaskan tentang adanya dua arus (flow), yaitu barang dan uang:
1. Arus barang berupa penyerahan hasil produksi untuk konsumsi ke perusahaan (4) dan penyerahan barang dan jasa hasil produksi ke rumah tangga (3).
2. Sedangkan arus (flow) penerimaan pendapatan balas jasa atas faktor-faktor produksi yang di peroleh rumah tangga dari perusahaan (2) dan pengeluaran faktor-faktor produksi yang dilakukan rumah tangga pada perusahaan.

      Pendapatan nasional yang merupakan ukuran terhadap aliran uang dan barang dalam perekonomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Produksi (production approach).
2. Pendekatan Pendapatan (income approach).
3. Pendekatan Pengeluaran (expenditure approach).

2.1.1 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi (Gross Domestic Product/GDP)
       Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) dari semua sektor produksi . Penggunaan konsep nilai tambah dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double-count). Sebagai contoh kita tidak akan memasukkan seluruh harga sebuah pakaian ke dalam perhitungan pendapatan nasional dan kemudian juga memasukksn kain, benang, ataupun kapas sebagai bagian dari perhitungan pendapatan nasional. Komponen-komponen pakaian, seperti kain, benang, ataupun kapas merupakan barang antara (intermediary goods) yang tidak dimasukkan dalam komponen perhitungan pendapatan nasional. Jadi, yang dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional hanya barang jadi atau barang siap pakai (final goods).
      Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi di indonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua sektor industri yang ada, sektor industri tersebut dikelompokkan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC (international Standard Industrial Classification) yang meliputi:
1.   Sektor produksi pertanian.
2.   Sektor produksi pertambangan dan penggalian.
3.   Sektor industri manufaktur.
4.   Sektor produksi listrik, gas, dan air minum.
5.   Sektor produksi bangunan.
6.   Sektor produksi perdagangan, hotel, dan restoran.
7.   Sektor produksi transportasi dan komunikasi.
8.   Sektor produksi bank dan lembaga keungan lainnya.
9.   Sektor produksi sewa rumah.
10. Sektor produksi pemerintahan dan pertahanan.
11. Sektor produksi jasa lainnya.

2.1.2 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (Gross National Product/GNP) 
  Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit -unit ekonomi yaitu:
1. Rumah tangga beruba konsumsi (consumption/C).
2. Perusahaan berupa investasi (investmnet/I).
3. Pengeluaran pemerintah (government/G).
4. Pengeluaran ekspor dan impor (export-import/X-M).
     Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini biasa dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
  • Y = C + I, untuk perekenomian tertutup tanpa peranan pemerintah.
  • Y = C + G, untuk perekonomian tertutup dengan peranan pemerintah.
  • Y = C + I + G + X - M, untuk perekonomian terbuka.
       Perbedaan (gross domestic product)/GDP dan (gross national product)/GNP. GDP adalah nilai barang jdi yang diproduksi di dalam negeri. Sedangkan GNP adalah bagian barang atau jasa yang diperoleh dari luar negeri.
      Dari penjelasan diatas perbedaan GDP dengan GNP , Maka ada 3 kondisi yang mungkin terjadi pada suatu negara yaitu:
1. Nilai GDP lebih besar dari GNP (GDP > GNP).
2. Nilai GDP lebih kecil dari GNP (GDP < GNP).
3. Nilai GDP sama deengan GNP (GDP = GNP).

2.1.3 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan (Net National Product/NNP)
      Berbeda dengan GNP, maka NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari stok modal yang ada selama periode tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang harus disisihkan untuk menjaga kapasitas produksi dari perekonomian. Biasanya data GNP lebih banyak digunakan dibandingkan dengan NNP karena persoalan estimasi penyusutan mungkin tidak teliti dan juga tersedia dengan cepat sedangkan perkiraan GNP tersedia dalam bentuk sementara.
      GDP Riil (Real GDP) dan GDP nominal (Nominal GDP)
GDP Riil mengukur nilai output atau pendapatan nasional pada periode tertentu menurut harga yang ditentukan (harga pada tahun dasar atau dikenal dengan istilah harga / constant price).
GDP nominal mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam suatu periode tertu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut atau dikenal dengan istilah current price.

2.2 Pendapatan Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam
       Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP riil dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) atau kesejahteraan pada suatu negara. Kritik terhadap GNP sebagai ukuran kesejahteraan ekonomi muncul dan para pengkritik mengatakan bahwa GNP/kapita merupakan ukuran kesejahteraan yang tidak sempurna. Sebagai contoh, jika nilain output turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam kerja atau menambah waktu leisure/istirahatnya tentunya hal itu bukan menggambarkan keadaan orang itu menjadi lebih buruk. Secara sederhana formulasi konsep MEW:

MEW: C - public expenditures - dureble goods consumption - loss of welfare due to pollition, urbanization and congestion + value of durables actually cunsumed during the year + value of non-market service + value of leisure.

       Ada empat hal yang di ukur dengan pendekatan pendpatan nasional berdasarkan ekonomi islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih dan tidak bias:
1. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Peenyebaran Pendapatan Individu Rumah Tangga.
2. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi di Sektor Pedesaan.
3. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan Ekonomi Islam.
4. Perhitungan Pendapatan Nasional Sebagai Ukuran dari Kesejahteraan Sosial Islam Melalui Pendugaan         Nilai Santun Antara saudara dan sedekah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Link PDF

BAB IV "Perekonomian Tertutup Dengan Kebijakan Pemerintah"

BAB 11 "THE CRISIS BLACHARD CH.9"